Desain Logo

Desain Logo
Perusahaan | Distro | dll. Murah hanya 200rb Hub. 08117450827 | pin BB 22EBD491

Bisnis

IHSG Berada di Teritori Hijau"IHSG hari ini selalu berada pada teritori hijau. Posisi tertinggi IHSG pada sesi I perdagangan hari ini tercatat pada posisi 4.438,21 atau naik 21,280 poin. Posisi terendah IHSG pada sesi I hari ini berada pada posisi 4.423,81 atau naik 6,87," kata Trainer Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Pontianak, Ardhy Anto.
Sedangkan pada penutupan sesi I perdagangan IHSG ditutup pada 4.429,32 atau naik sebanyak 12,39 poin ekuivalen dengan kenaikan sebanyak 0,28 persen. Kenaikan IHSG didorong oleh kenaikan sebanyak 128 saham, dimana sebanyak 90 saham pada perdagangan sesi I turun, dan sebanyak 113 saham harganya stagnan.
Perdagangan berlangsung moderat dimana total frekuensi terjadinya transaksi adalah sebanyak 94.261 kali transaksi. Sebanyak 94.035 kali transaksi di pasar reguler, 215 kali transaksi di pasar negosiasi, dan 11 kali transaksi di pasar tunai. Total value transaksi pada perdagangan sesi I tercatat sebanyak Rp 2,85 triliun dengan jumlah lot saham yang ditransaksikan sebanyak 6,7 juta lot saham.
Dimana value transaksi sebanyak Rp 1,77 triliun dengan jumlah lot saham sebanyak 3,7 juta lot saham merupakan transaksi di pasar reguler, Rp 1,08 triliun dengan jumlah lot saham sebanyak 3 juta lot saham adalah transaksi di pasar negosiasi, dan value transaksi sebanyak Rp 117 juta dengan jumlah lot saham 3.125 lot saham merupakan transaksi di pasar tunai, lanjut Ardhy.
Ia menjelaskan, para investor asing masih banyak yang berbelanja di BEI, tercatat net foregin buy yang dilakukan para investor asaing sebanyak Rp 89,7 milyar. Total pembelian yang dilakukan oleh para investor asing tercatat sebanyak Rp. 1,59 triliun dengan jumlah lot saham adalah sebanyak 2,8 juta lot.
Sedangkan total penjualan yang dilakukan oleh para investor asing tercatat sebanyak Rp 1,50 triliun dengan jumlah lot saham adalah sebanyak 2,9 juta lot saham. Tercatat ada tujuh dari sembilan sektor utama yang ada di BEI yang mengalami penguatan.
Kenaikan tertinggi di pimpin oleh sektor infrastruktur (naik 0,84%), property (naik 0,80%), perdagangan (naik 0,69%), industri dasar (naik 0,51%), pertambangan (naik 0,32%), agri (naik 0,22%), dan consumer (naik 0,05%).
Sedangkan sektor yang mengalami penurunan adalah sektor aneka industri turun 0,54 persen dan sektor keuangan yang mengalami penurunan sebanyak 0,01 %, rincinya.


Emas Antam 'Bersinar' Rp6 Ribu/Gram

Ilustrasi. (Foto: Reuters)JAKARTA - Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk (Antam) melonjak Rp6 ribu per gram. Kenaikan juga terjadi pada harga beli kembali (buy back) Rp522 ribu per gram.

Seperti dikutip dari Logammulia, Rabu (16/1/2013), harga emas 1 gram dijual Rp586.200 dari sebelumnya Rp580.200. Sementara harga emas 2 gram kini dibanderol Rp1.132.400 dari Rp1.120.400 dengan harga per gram Rp566.200. Harga emas 2,5 gram parkir di Rp1.405.500 dari Rp1.390.500 dengan harga per gram Rp562.200.

Harga emas 3 gram dibanderol Rp1.678.600 dari Rp1.660.600 dengan harga per gram Rp562.533. Emas 4 gram dijual Rp2.224.800 dari Rp2.200.800 dengan harga per gram Rp556.200. Emas 5 gram dijual Rp2.781.500 dari Rp2.751.500 dengan harga per gram Rp556.300.

Harga emas 10 gram dijual Rp5.552.000 dari Rp5.462.000 dengan harga per gram Rp552.200. Emas 25 gram dibanderol Rp13.730.000 dari Rp13.580.000 dengan harga per gram Rp549.200, emas 50 gram dijual Rp27,395 juta dari Rp27,095 juta dengan harga per gram Rp547.900.

Harga emas 100 gram dijual Rp54,740 juta dari Rp54,140 juta dengan harga per gram Rp547.400. Sedangkan emas 250 gram dijual pada harga Rp136,750 juta dari Rp135,250 juta dengan harga penjualan per gram Rp547 ribu. (mrt)

ICIEC akan Jamin Pembangunan Infrastruktur RI

Ilustrasi. (Foto: Heru/Okezone)
JAKARTA - Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) bekerjasama dengan Islamic Corporation for Insurance of Investments and Export Credits (ICIEC) yang merupakan perusahaan asuransi ekspor multilateral. Kerjasama ini dilakukan untuk menjamin proyek investasi pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Direktur Utama ASEI Zaafril Razief Amir menjelaskan, kerjasama dengan ICIEC merupakan hal baru bagi ASEI, terutama jika dilihat dari produk yang ditawarkan ICIEC. Menurutnya, akan ada lembaga penjaminan proyek-proyek investasi jangka panjang di Indonesia.

"Dengan adanya ekspansi ini, ICIEC menjamin projek-project infrastruktur di Indonesia," ungkap dia, kala ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Senin (14/1/2013).

Zaafri mengatakan, inti dari kerjasama ini adalah untuk melakukan penjaminan proyek investasi yang melibatkan kegiatan ekspor impor barang modal (capital goods). Selain itu, fungsi ASEI juga sebagai pendukung dari proyek-proyek investasi ekspor impor di Indonesia.

Di tempat yang sama, Chief Executive Officer ICIEC Abdel Taha mengatakan, ada misi lain dari ICIEC selain untuk melakukan penjaminan dari proyek investasi ekspor impor yakni ingin membantu perekonomian negara-negara Islam atau negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam.

"Dalam rangka mengembangkan ekonomi negara-negara Islam, maka akan dikembangkan bisnis ekspor untuk menarik perhatian investor-investor asing," tukas dia. (mrt)


Kenaikan Listrik Tak Ubah Asumsi Inflasi BI
JAKARTA - Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) tidak akan mengubah asumsi dasar Inflasi. Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi 2013 masih akan ada di kisaran 4,5 persen plus minus 1 persen.
Ilustrasi. (Foto: Okezone)"Setelah melihat kenaikan UMP dan kenaikan TTL, inflasi masih akan di 4,5 plus minus satu persen, dengan range 4,8 persen sampai 5,2 persen," kata Gubernur BI Darmin Nasution di Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (14/1/2013).

Darmin menjelaskan, inflasi nasional masih akan tetap stabil, karena didukung oleh kemampuan kapasitas produksi untuk mengimbangkan peningkatan permintaan. "Sehingga dampak meningkatnya permintaan domestik terhadap kenaikan harga diperkirakan relatif terbatas," jelas dia.

Menurut dia, inflasi harga bergejolak (volatile food) akan tetap terkendali, sejalan dengan perkiraan perbaikan produksi dan distribusi yang didukung oleh perbaikan infrastruktur pertanian dan keterhubungan antarwilayah.

"Sedangkan administered prices diprakirakan lebih tinggi dari 2012 dengan adanya penyesuaian TTL 15 persen," tukas Darmin.

Wah, Bunga Tabungan di Bank Terendah Sejak 2005

Ilustrasi (Foto: Koran SI)
Ilustrasi (Foto: Koran SI)JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, suku bunga simpanan di bank dan suku bunga kredit saat ini berada di titik terendah sejak tahun 2005. Penurunan suku bunga tersebut sejalan dengan arah kebijakan moneter BI untuk penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) kepada masyarakat.

"Sampai November 2012, suku bunga deposito satu bulan menurun 93 basis poin (bps). Sedangkan rata-rat suku bunga kredit turun 66 bps menjadi 12,13 persen," ungkap Gubernur BI Darmin Nasution dikutip dalam Tinjauan Kebijakan Moneter bulan Januari, Jumat (11/1/2013).

Dengan penurunan suku bunga deposito yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan suku bunga kredit, lanjut Darmin, suku bunga deposito dan suku bunga kredit tercatat sebesar 6,71 persen di tahun 2012.

"Penurunan suku bunga terjadi pada seluruh jenis kredit. Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit masing mengalami penurunan 55 bps, 80 bps dan 6 bps menjadi 11,61, 11,24, dan 13,53 persen.

Meskipun rendah, tetapi BI mencatat, penghimpunan dana masyarakat pada tahun 2012 mengalami kenaikan 18,4 persen (yoy) atau mencapai Rp3.131 triliun. Kenaikan ini terutama dikontribusi oleh pertumbuhan tabungan dan deposito yang tetap
stabil. (gnm)

Indonesia Bisa Manfaatkan Iklim Buruk Investasi


JAKARTA, KOMPAS.com — Belum pulihnya kondisi ekonomi global membuat sejumlah pihak menilai bahwa tahun 2013 bukan tahun yang menarik untuk investasi. Meski demikian, Indonesia dapat mengambil keuntungan dari kondisi tersebut.
Direktur Utama Danareksa Persero Edgar Ekaputra menilai bahwa tahun 2013 tidak ada kendala berarti sehingga masih layak untuk berinvestasi di segala sisi. Melihat perkembangan perekonomian global, Eropa juga belum pulih dari krisis. Begitu juga dengan Amerika Serikat yang mulai menggeliat sedikit karena penyelesaian jurang fiskal. Di Asia, kondisi perekonomian China tetap tumbuh walau tidak setinggi pertumbuhan pada tahun lalu. Begitu juga dengan India.
Dilihat dari sisi makro, Indonesia masih mengalami kondisi yang baik, seperti inflasi, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), aktivitas perekonomian meningkat, investasi asing terus masuk hingga ada dana asing 6,3 miliar dollar AS, dan produktivitas meningkat.
"Karena tidak ada sentimen negatif, maka it is time for Indonesia untuk berinvestasi," kata Edgar saat acara Danareksa Outlook 2013: Its Time For Indonesia, di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (10/1/2013).
Menurut Edgar, kondisi itu dipengaruhi fundamen Indonesia yang masih positif, khususnya dalam Indeks Harga Saham Gabungan. Begitu juga kepemilikan asing di portofolio obligasi masih meningkat. Dengan kondisi ini, potensi investor untuk mengambil untung masih terbuka lebar.

No comments:

Post a Comment

Internet Banking Panin

Mw prewed???

Mw prewed???
prewed | hub. 08117450827